Sungguh miris potret pendidikan di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sudah
hampir satu tahun, siswa siswi SDN Bagon II, Kecamatan Puger harus
belajar di luar kelas yang lokasinya berdekatan dengan kamar kecil.
Tidak
hanya itu, mereka juga rela menerima pelajaran yang diberikan guru di
Masjid Nurul Ikhlas yang tak jauh dari sekolah. Kondisi darurat ini
mereka lakukan akibat 3 ruang kelas dan 1 ruang kantor, atapnya ambrol.
Dalam
kurun waktu 12 bulan terakhir, guru SDN Bagon II membagi siswanya agar
sistem belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa. Guru memindahkan
siswa kelas 4 dan 5 ke masjid, kelas 2 dipindahkan belajar di dekat WC
sekolah dan selebihnya belajar di ruang kelas yang masih tersisa dan
masih layak karena tidak ada bangunan yang retak.
"Mau bagaimana
lagi karena keterbatasan ruangan, kami terpaksa memindahkan anak didik
kami ke masjid dan dekat WC," kata Sohib Hanafi, kepala sekolah Sekolah
Dasar Negeri Bagon II kepada detiksurabaya.com Selasa (2/5/2012)
Meski
demikian pihak guru memahami dan mengerti akan dampaknya jika siswa
siswi belajar berdekatan dengan WC, selain konsentrasi terganggu, juga
mempengaruhi kesehatan setiap anak yang belajar di lokasi darurat.
"Memang dari segi kesehatan tidak bagus, karena anak anak terganggu
dengan bau dari WC," tambahnya.
Pihak sekolah sudah melaporkan
ambrolnya 4 bangunan buatan 1977 ke Dinas Pendidikan Kabupaten Jember.
Namun hingga kini belum ada realisasi, sementara konsentrasi siswanya
hari demi hari semakin menurun.
"Sudah setahun saya belajar
disini, ngak enak tiap pagi selalu bau," keluh Imron, salah seorang
siswa kelas 2 saat mengikuti mata pelajaran Matematika.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar