Minimnya infrastruktur di tanah air tidak menghambat mereka demi dapat mengikuti ujian nasional, puluhan siswa sekolah dasar di desa
terpencil Kecamatan Lembang, Pinrang, Sulawesi Selatan, terpaksa
menempuh perjalanan sepanjang 52 kilometer dengan jalan kaki menaklukkan
gunung, hutan, dan melintasi jembatan berbahaya sebelum mereka naik
mobil ke lokasi ujian.
Para siswa berangkat berkelompok karena mereka tak berani melewati
rintangan. Beberapa orang tua ikut mengantar hingga ke lokasi ujian.
Warga lainnya yang berempati dengan para siswa yang berjuang agar bisa
lulus ujian ini rela menyumbangkan bekal termasuk beberapa ekor ayam
sebagai bekal di tempat ujian.
Karena kelelahan melintasi hutan rimba dan gunung terjal, anak-anak
harus beristirahat beberapa kali sebelum tiba di tempat tujuan.
Kehabisan bekal dan air minum di jalan tak membuat anak-anak ini
kehilangan cara. Buah-buahan seperti jeruk dan jambu yang di tumbuh
sepanjang jalan menjadi dewa penolong.
Usai berisitirahat sejenak sambil menikmati bekal seadanya, para siswa
yang dikawal sejumlah guru dan orangtua siswa kembali melanjutkan
perjalanan. Setelah menempuh perjalanan selama dua jam lebih, para siswa
ini akhirnya menumpang kendaraan umum untuk melanjutkan perjalan mereka
ke lokasi ujian.
Keterbatasan biaya, membuat pihak sekolah hanya menyewa satu kendaraan
untuk menampung 21 siswa, termasuk barang bawaaan seperti beras dan
kayu. Guru terpaksa menggantung di pintu mobil. Meski berdesak-desakan
dalam mobil kecil, para siswa tetap bersemangat. Canda tawa kerap terlontar di antara mereka.
Setelah menempuh perjalanan selama satu jam lebih, mereka tiba di rumah
penduduk tak jauh dari sekolah tempat ujian. Seluruh siswa dan barang
bekal mereka seperti kayu bakar, beras, dan kelapa langsung didrop. Para
siswa berharap bisa beristirahat sejenak sebelum berjuang agar bisa
lulus ujian tahun ini.
Sarafah, peserta ujian dari SD 150 Kaluku mengaku kelelahan menempuh
perjalanan ke lokasi ujian. Pun demikian dengan Nasrul. Meski harus
berjalan jauh, ia optimistid dapat lulus ujian dengan baik tahun ini.
Gafur, guru menjelaskan, siswanya terpaksa dievakuasi ke kota karena
sekolahnya tak ditunjuk sebagai pelaksana ujian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar